Kawasan hutan lindung Gunung Slamet seluas 20 ribu hektare, merupakan kawasan ekosistem terlengkap di pulau Jawa. Penelitian yang dilakukan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, masih menjumpai binatang langka dan tanaman langka khas Jawa. Seperti burung elang jawa, macan tutul, surili jawa, owa jawa, rekretan, kucing hutan, dan kijang. Sedang untuk jenis tanaman seperti anggrek permata, kantong semar, palem jawa, dan pinang jawa.
“Untuk menjaga keanekaragaman tumbuhan dan binatang itu, perlu pengawasan yang ekstra ketat,” kata Kasie Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Perum Perhutani KPH Banyumas Timur, Agus Supriyanto S.Hut ketika ditemui KR, Jumat (9/12) seusai memimpin rapat konsultasi publik kawasan hutan yang bernilai konservasi tinggi di KPH Banyumas Timur.
Menurutnya untuk menjaga keanekaragaman tumbuhan dan binatang yang terlengkap di Pulau Jawa tersebut, Perhutani KPH Banyumas Timur juga menggandeng masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk melakukan pengamanan dan pengawasan ketat di hutan lindung Gunung Slamet.
Bentuk pengamanan hutan lindung tersebut, dengan melakukan patrol rutin yang dilakukan petugas Perhutani dan masyarakat setempat. Agus Supriyanto, menambahkan berapa jumlah binatang khas jawa yang ada di kawasan hutan lindung Gunung Slamet, ia mengaku tidak tahu pasti. Namun dari hasil inventarisir dan penelitian yang melibatkan pihak luar, di hutan Gunung Slamet masih banyak dijumpai binatang yang beda dengan binatang lain di luar Pulau Jawa.
Asisten Perhutani (Asper) Gunung Slamet Timur, Ahmad Efendi yang ditemui terpisah menjelaskan, anak buahnya, dan para petani yang menjadi penyadap getah pinus sering menjumpai banyak binatang di tengah hutan. (Dri)-s
KEDAULATAN RAKYAT :: 10 Desember 2011, Hal. 21