BONDOWOSO, PERHUTANI (07/03/2024) | Direktur Operasional Perum Perhutani Natalas Anis Harjanto bersama Wakil Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur Wawan Triwibowo dampingi Direktur Utama Holding PTPN , Perwakilan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Perwakilan Pupuk Indonesia (Petrokimia Gresik), perwakilan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Bondowoso, Perwakilan PTPN XII, dan Petani Kopi lakukan kunjungan ke lokasi Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara yang berada di petak 23 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sukorejo Bagian Pemangkuan Hutan (BKPH) Sukosari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bondowoso, pada Kamis, (07/03).

Rombongan disambut Administratur KPH Bondowoso  Ronny Merdyanto bersama jajaran di lokasi PMO untuk melihat perkembangan Project Management Office yang merupakan salah satu implementasi dari 10 project strategis Perum Perhutani. Pengembangan proyek tersebut bertujuan untuk meningkatkan potensi sumberdaya hutan non kayu dan juga penerapan layanan terhadap customer dengan sistem digital.

Natalas Anis Harjanto menyampaikan bahwa PMO Kopi tersebut merupakan wujud nyata dari upaya Perum Perhutani untuk menjaga kelestarian perusahaan dan hutan dengan tidak mengabaikan kesejahteraan petani kopi di kawasan hutan Perum Perhutani selaku mitra kerja. Kesejahteraan petani diharapkan akan menjadi social belt bagi kelestarian hutan.

“Kesuksesan PMO Makmur Kopi Nusantara menjadi bukti kolaborasi yang baik antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dari Perum Perhutani, PTPN, Pupuk Indonesia, Puslit Kopi & Kakao Indonesia, BRI, dan BNI. Ini bentuk kepedulian kami untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana dalam luas lahan PMO Kopi 292 Ha ini ada 350 petani kopi yang terlibat didalamnya”, tuturnya.

Ditempat yang sama, Direktur Utama Holding PTPN, M. Abdul Gani sangat mengapresiasi PMO Makmur Kopi Nusantara Wilayah Jawa Timur, khususnya pada wilayah kawasan hutan di RPH Sukorejo, BKPH Sukosari, KPH Bondowoso. Ia menyebutkan di lokasi tersebut tanaman kopi dapat tumbuh dengan subur dan produktif serta hutan yang lestari sehingga tanaman kehutanan dapat tumbuh dengan baik. Ia menyampaikan bahwa pihaknya mendukung kegiatan usaha para petani dalam mengelola kebun kopi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Petani bebas untuk menjual kopinya kepada PTPN atau pihak lain yang dirasa lebih menguntungkan. Pihak Puslit Kopi dan Kakao Indonesia diharap dapat menyediakan bibit kopi unggul dan mendampingi petani untuk memperoleh Sertifikat Indikasi Geografis untuk meningkatkan nilai jual produk kopi. Semoga PMO Kopi yang seluas 292 Ha ini dapat diperluas hingga 1000 Ha”, tandasnya,

Sementara itu, Perwakilan Petani Hutan Agus menyampaikan bahwa berkat adanya proyek tersebut dirinya dapat meperoleh pelatihan budidaya kopi, membuka jaringan pemasaran yang baru, serta meningkatkan produktivitas kopi Arabica yang semula 70 kg/ha menjadi hampir lima kali lipat hingga 350 kg/ha. Beliau mengucapkan terimakasih kepada Perum Perhutani, PTPN, Puslit Kopi & Kakao Indonesia, Pupuk Indonesia, serta Bank BRI dan BNI yang telah membantu untuk meningkatkan kesejahteraan petani hutan. (Kom-PHT/Bdw/Mam).

Editor : Lra
Copyright©2024