KORAN TEMPO, JAKARTA (20/9/2016) | PT Rajawali Nusantara Indonesia (persero) meluncurkan market place belanja online Pasarprodukbumn.com, kemarin. Direktur Utama RNI, Didik Prasetyo, mengatakan telah menggandeng 24 mitra dalam marketplace tersebut, seperti industri farmasi (Phapros dan Indofarma), industri perkebunan (PT Perkebunan Nusantara VIII dan Perhutani), industri maritim (PT Pal), industri penerbangan (Garuda dan Citilink), serta perbankan (BNI, BRI dan Mandiri).
“Pasarprodukbumn.com memasarkan produk-produk dari perusahaan milik negara dan mitra binaan, yang notabene merupakan karya bangsa sendiri,” kata Didik di kantornya, kemarin.
RNI melirik peluang bisnis e-commerce lantaran potensi keuntungannya sangat besar. Menurut Didik, berdasarkan data lembaga riset International Data Corporation (IDC), pasare-commercc Indonesia akan tumbuh 42 persen per tahun. Angka ini lebih tinggi bila dibandinRkan dengan negara lain, seperti Malaysia (14 persen), Thailand (22 persen), dan Filipina (28 persen). “Peluang ini sangat menarik. Di tengah tren positif pasar online, BUMNperlu mengambil peran dengan membuka jaringan e-commerce,” ujarnya.
Melalui Pasarprodukbumn.com, perusahaan pelat merah dapat melakukan promosi dan menjual produk-produk unggulannya secara online Pasarprodukbumn.com juga melayani pembayaran tagihan listrik, pembelian token listrik, pembayaran pulsa telepon, serta pembayaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Untuk mendukung transaksi pembayaran, RNI bersinergi dengan bank milik negara. Adapun untuk pengiriman barang, UNI menggandeng perusuhaan ekspedisi seperti PTBhanda Ghara Reksa (persero) dan IT Pos Indonesiu (persero).
Pemerintah memper-kirukan peran e-commrnv bisa menggerus perdagangan konvensional. Sant membuka Indonesia E-Commerce Summit and Exhibition di Serpong, Banten, beberapa waktu lalu, pelaksana tugas Direktur Jenderal Perda gangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, menyatakan e-commerce berpeluang mencaplok 20 persen pasar retail konvensional dalam empat tahun ke depan
Tanggal : 20 September 2016
Sumber : Koran Tempo