MOJOKERTO – KAPAL Jatim atau Kenduri Agung Pengabdi Lingkungan Jawa Timur bersama Perum Perhutani dan beberapa instansi, lembaga lain yang peduli lingkungan di Jawa Timur dengan dikomandani Gubernur Jawa Timur, Soekarwo bersama-sama membersihkan Kali Brantas dan menanam pohon di bantaran sungai, Sabtu (5/5) kemarin.
Rangkaian kegiatan peduli lingkungan ini terkemas dalam suatu acara yang disebut Ekspedisi Laksamana Nala Clean-Up Brantas. Menurut ketua KAPAL, Suparto Wijoyo, Ekspedisi Laksamana Nala ini dilatarbelakangi atas keprihatinan keberadaan Kali Brantas yang semakin kurang terawat mulai dari hulu sampai hilirnya. Kini sudah saatnya sebagai warga Jawa Timur yang menjadi penikmat air sumber kehidupan dari kali Brantas harus lebih peduli atas kelestarian Brantas.
Ditambahkan Suparto, Brantas yang berhulu di Cangar, Batu sudah terlihat tidak sehijau dan serimbun dulu lagi. Hal lain yang juga memprihatinkan adalah bantaran Kali Brantas yang berada di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur seperti di Malang, Kediri, Blitar, Tulungagung, Jombang juga semakin keruh, masyarakat sudah kurang peduli dengan membuang sampah seenaknya ke Kali Brantas yang notabene airnya terus dimanfaatkan untuk masyarakat Jawa Timur sendiri.
Hal yang lebih menyedihkan adalah jika kita melihat aliran Kali Brantas yang ada di daerah Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya, karena tidak hanya sampah yang memenuhi keruhnya sungai, tapi juga limbah-limbah rumah tangga dan industri yang menyumbang kontaminasi. Oleh karena itulah, kata Suparto, pihaknya kemudian mengajak seluruh elemen masyarakat: pemerintah, tokoh masyarakat, pelajar, mahasiswa, organisasi masyarakat, dan lain-lain untuk bersama-sama melestarikan dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Acara diikuti oleh sekitar 3000 pecinta lingkungan yang serentak membersihkan sampah dan melakukan aksi penanaman 50.000 pohon di titik-titik kritis sekitar kali Brantas. Dalam pelaksanaan aksi tersebut juga dibuka pameran lingkungan yang dipenuhi dengan eco-display seperti energi alternatif dari buah jarak, pemanfaatan sampah organik menjadi biogas sebagai pengganti LPG dan minyak tanah, daur ulang sampah, dan pemanfaatan sampai sebagai kompos.
Dalam kesempatan tersebut Pakdhe Karwo, panggilan akrab gubernur, mengungkapkan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih kepada semua penggagas serta para pecinta lingkungan Jawa Timur. Menurut Gubernur, kegiatan ini perlu diteruskan, disosialisasikan dan pengawasan untuk melestarikankan sungai dengan tidak membuang sampah di sungai. “Penanaman pohon juga terus disosialisasikan, melihat jika pepohonan semakin banyak maka sinergitasnya dengan air akan meningkatkan keseimbangan ekologi”, tambahnya.
Soekarwo juga mengapresiasi perempuan-perempuan tangguh pelestari lingkungan dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur, mereka dikukuhkan sebagai “Kartini Pengabdi Lingkungan”.
Setelah pencanangan, Pakde Karwo dan rombongan meninjau pameran lingkungan serta berkesempatan menanam pohon dan menebar ikan di sungai Brantas serta menyeberang sungai menuju bibir sungai bagian selatan untuk melihat ibu-ibu PKK warga kota Mojokerto menggoreng onde-onde (jajanan khas Mojokerto) dengan menggunakan biogas dari sampah.
Green Spirit…. Let’s go green. Indonesia Bersih, Indonesia Hijau, Indonesia Biru.
(EKO ESWE, Humas KPH Mojokerto)