logoHARIANBHIRAWA.CO.ID (16/11/2016) | Belum optimalnya pengelolaan pariwisata di Tulungagung tidak membuat Bupati Tulungagung Syahri Mulyo SE, MSi patah arang. Ia terus mengajak pengusaha lokal atau mancanegara untuk berinvestasi pariwisata di Kota Marmer.
“Tempat pariwisata utamanya pariwisata alam di Tulungagung sangat potensial untuk dikelola lebih lanjut. Sangat potensi untuk dieksplor, apalagi dengan karakteristik pantai yang spektakuler,” ujarnya di sela acara Simposium Pariwisata yang diselenggarakan PWI Tulungagung di Gedung Barata Kota Tulunaggung, Rabu (16/11) siang.
Menurut Bupati Syahri Mulyo, Pemkab Tulungagung tidak mungkin mengelola sendiri destinasi wisata yang ada di daerah tersebut. Apalagi pengelolaan pariwisata membutuhkan dana yang cukup besar. “Pengelolaan pariwisata itu padat modal. Karena itu tidak mungkin (dikelola) sendiri (Pemkab Tulungagung). Harus ada investor,” paparnya.
Ia menjamin kendati pembangunan bandara di Tulungagung belum terealisasi secara cepat, namun Jalur Lintas Selatan (JLS) dipastikan akan segera tuntas. “Pengalaman yang sudah ada. Daerah yang JLS-nya sudah selesai membuat perkembangan pariwisatanya meningkat pesat. Kami berharap sebelum 2018 JLS sudah tuntas di Tulungagung,” terangnya.
Sebelumnya, dalam acara simposium, Maman dari KPH Perhutani Kediri menyatakan masalah nota kesepahaman antara Perhutani dan Pemkab Tulungagung untuk mengembangkan sejumlah destinasi wisata yang berada di areal Perhutani sedang berproses di Jakarta. “Kami berharap tahun depan sudah ada perjanjian kerjasama,” ujarnya.
Saat ini lanjut dia, Perhutani sudah merintis pengelolaan destinasi wisata di beberapa kecamatan yang ada di Tulungagung. Seperti di antaranya Ranu Gumbolo di Kecamatan Pagerwojo yang saat ini sudah menjadi tempat wisata baru pilihan warga Tulungagung.
Maman menandaskan, Perhutani tidak menutup mata dengan keberadaan destinasi wisata baru yang dirintisnya kendati belum ada perjanjian kerjasama. Menurut dia, Perhutani dalam mengelola Ranu Gumbolo sudah menyetor pemasukan pada Dinas Pendapatan Kabupaten Tulungagung, sampai akhir minggu kemarin sebesar Rp 19 juta.
Sementara itu, Rektor IAIN Tulungagung Dr Maftukin yang menjadi salah satu narasumber dalam acara simposium mengatakan dunia pendidikan tidak boleh dipandang sebelah mata juga dalam hal pariwisata. Dengan jumlah mahasiswa yang kini meningkat sampai 12.000 mahasiswa merupakan potensi yang besar dalam mengembangkan pariwisata.
“Banyak mahasiswa yang waktu berliburnya digunakan ke Pantai Popoh. Belum lagi dari keluarga mereka. Bahkan mahasiswa kami ada yang dari Thailand,” tuturnya.
 
Sumber : harianbhirawa.co.id
Tanggal : 16 November 2016