Dok.Kom.PHT/Humas.Tlw

Dok.Kom.PHT/Humas.Tlw

TELAWA, PERHUTANI (27/2) |  “Persoalan eksternal kedepan semakin meningkat terutama yang berkaitan dengan konflik tenurial, untuk itu dalam sistim Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) harus ada penguatan di strukturnya dan harus ada perbaikan, demikian disampaikan Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar dalam acara silaturahim Keluarga  Wanamukti di Wana Wisata Kedung Ombo (WWKO) Perhutani Telawa.

Wanamukti adalah alumni Akademi Ilmu Kehutanan (AIK)/Universitas Winaya Mukti (UNWIM) yang bekerja di Perum Perhutani.

Acara diikuti lebih kurang 500  peserta dari wilayah Jawa Barat & Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang juga dihadiri Kepala Divisi Regional Jawa Tengah,  SR Slamet Wibowo

Mustoha Iskandar juga menyampaikan bahwa dalam rangka menyambut ekonomi global kita harus siap, mari tingkatkan derajat Sumberdaya Hutan. “Kriteria Calon Administratur yaitu yang harus mampu merumuskan “ How together”. “Where are we know” dalam 10 tahun terakhir seperti apa?, “Where are want to go” kedepan seperti apa?” tambahnya.

Jika Administratur masih kekurangan kemampuan hal itu dapat diberikan training tes Integritas serta leadership, dan apabila dalam 1 (satu) tahun tidak ada progress ditarik kembali saja, ucap Mustoha.

Harapan Dirut dalam Manajemen Plan (MP) KPH Telawa yaitu Wisata dan Kayu Putih sekaligus dapat terintegrasi dengan pabriknya pula.

Perum Perhutani sudah mendapatkan sertifikasi hutan dengan standar Forest Stewardship Council (FSC) yang merupakan lembaga yang sudah diakui Internasional dalam mendorong pengelolaan hutan yang bertanggungjawab secara lingkungan/ekologi maupun sosial. Mengenai drop the gun ini memang sesuai dengan standar FSC, kalau memang nanti bisa dikaji kembali tentang senjata api akan diupayakan, imbuh Mustoha. (Kom.Pht/Tlw/Tri).

Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2016