JEMBER, PERHUTANI (15/06/2020) | Menghadapi musim kemarau tahun 2020, seluruh rimbawan di wilayah Kabupaten Jember mengadakan pertemuan bersama  guna membahas langkah-langkah yang harus diambil dalam persiapan pencegahan dan penanggulangan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dilaksanakan di aula Kantor Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember, Senin (15/06).

Pertemuan tersebut diikuti oleh Perhutani KPH Jember, Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Kabupaten Jember, Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Jember. Dalam acara tersebut membahas upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi karhutla.

Administratur Perhutani Jember, Rukman Supriatna menyampaikan bahwa memasuki musim kemarau segenap rimbawan perlu duduk bersama seperti ini untuk memantapkan sikap dan mental rimbawan sebagai kesiapsiagaan dalam mencegah dan menanggulangi karhutla. “Dalam waktu dekat kita akan menyelenggarakan pelatihan kesiagaan karhutla bagi Rimbawan di tingkat lapangan,” katanya.

“Belajar pada kejadian-kejadian sebelumnya tentang pencegahan dan penanggulangan karhutla di wilayah hutan Kabupaten Jember masih perlu dilakukan evaluasi terhadap beberapa hal, sehingga karhutla dapat dicegah dan ditanggulangi secara baik dan benar”, imbuhnya.

Sementara itu Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jember, Didik Triswantara merespon rencana Perhutani KPH Jember, pihaknya sangat mendukung rencana pelatihan karhutla di Jember sebagai upaya antisipasi kita pada kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.

Didik juga menginformasikan bahwa kemungkinan puncak kemarau terjadi pada bulan Agustus 2020, sehingga untuk menyikapi situasi tersebut ia menyampaikan perlu segera malakukan evaluasi terhadap data-data beberapa tahun yang lalu yang kita miliki agar dapat menemukan solusi dan menentukan langkah-langkah yang perlu diambil.

Di tempat yang sama Kepala TN Meru Betiri, Maman S menjelaskan tentang penyebab kebakaran, menurutnya ada tiga faktor pokok penyebab kebakaran yaitu oksigen, api dan bahan bakar. Tetapi ada faktor lain yang kuat pengaruhnya terjadi karhutla di lapangan adalah faktor manusianya. “Minimnya pengetahuan masyarakat patut menjadi perhatian kita dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. Sangat perlu melibatkan masyarakat dalam pelatihan kesiagaan karhutla nanti,” kata Maman.

Kepala BKSDA, Setyo Utomo pada kesempatan yang sama juga mengatakan, “Pelatihan karhutla nanti harus tepat sasaran, kita perlu lakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan karhutla. Terutama pada sisi kelemahan dan kekurangannya untuk segera mendapat perbaikan pada pelatihan siaga karhutla nanti,” katanya. (Kom-PHT/Jbr/As)

Editor : Ywn

Copyright©2020