BANYUWANGI BARAT, PERHUTANI (08/02/2024) | Implementasikan kesejahteraan sosial, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Barat ajak pesantren dan stake holder sekitar untuk kelola hutan di Wisata Gantasan, Licin- Banyuwangi, pada Rabu (07/02).

Kepala KPH Banyuwangi Barat Muklisin mengatakan bahwa Perhutani selalu membuka ruang dengan berbagai elemen masyarakat untuk menjalin sinergi dalam pengelolaan kawasan hutan sehingga dapat memperoleh nilai tambah bagi masyarakat pada aspek ekonomi. Ia menyebutkan dengan terjalinnya sinergi dengan kalangan pesantren diharapkan mendapatkan nilai manfaat bagi semua, yaitu hutan lestari untuk rakyat sejahtera.

“Kita akan siapkan bidang sadapan pinus sesuai dengan domisili misalnya Santri dari daerah Kabat bisa sadap pinus di hutan Pakel. Kita akan membayar volume getah yang dihasilkan sesuai dengan nilai tukar dari getah yang telah disadap”, pungkasnya.

Gus Mubarok selaku Pimpinan Yayasan Kubah Hijau menjelaskan santri mandiri yaitu santri yang tinggal dan menuntut ilmu agama di Pondok Pesantren yag sudah tidak lagi mendapatkan kiriman uang saku dari orang tua. Ia menyebutkan bahwa mereka benar benar dididik untuk menjadi mandiri.

“Santri mandiri itu tiap pagi sampai sore harus mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya, banyak dari luar kota bahkan luar Jawa. Pada sore hari sampai malam mereka mengaji layaknya santri yang lain,” ucapnya.

“Alhamdulillah kalau Perhutani memberi kesempatan untuk pekerjaan mereka, saya sangat mengapresiasi itu dan berterimakasih pada Perhutani dan Kepala Banyuwangi Barat. Kami siap membantu dalam mensukseskan program-program kehutanan untuk lingkungan hidup dan masyarakat yang lebih baik”, pungkasnya. (Kom-PHT/Bwb/Srf).

Editor : Lra
Copyright©2024