TASIKMALAYA, PERHUTANI (06/05/2019) | Memasuki bulan Ramadhan, masyarakat ramai berkunjung ke obyek wisata untuk melaksanakan munggahan, seperti yang terjadi di Curug Ciparay, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cigalontang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Singaparna, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya, Minggu (05/05).

Munggahan adalah tradisi masyarakat beragama Islam suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan yang dilakukan pada akhir bulan Sya’ban. Bentuk pelaksanaannya bervariasi, umumnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama, dan saling bermaafan. Curug Ciparay jadi salah satu lokasi pilihan masyarakat untuk melaksanakan munggahan karena selain dapat dinikmati keindahan alamnya juga terdapat pertunjukan kesenian daerah pencak silat.

Administratur KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko menjelaskan bahwa munggahan kali ini menjadi berkah tersendiri bagi Perhutani khususnya KPH Tasikmalaya karena semua obyek wisata sangat ramai pengunjung. Membludaknya pengunjung ke tempat wisata di KPH Tasikmalaya membuat petugas tiket bahkan kewalahan sehingga Polisi Hutan (Polhut) ditugaskan untuk membantu memberikan pelayanan dan pengamanan bagi para pengunjung.

”Pengunjung dapat menikmati keindahan alam yang benar-benar mempesona dengan hamparan hutan yang hijau, percikan air Curug Ciparay yang jatuh dari ketinggian 50 meter, serta mencoba wahana-wahana yang ada seperti flying fox,” ujar Benny.

Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Gunung Siang, Andi menyampaikan terima kasih kepada Perhutani atas kerjasamanya mengembangkan Curug Ciparay.

“Kami sebagai wakil masyarakat setempat mengucapkan terimakasih kepada Perhutani yang telah mengembangkan lokasi wisata ini, karena sebagian masyarakat menggantungkan kehidupannya dengan berdagang di sini,” terang Andi.

Salah seorang pengunjung asal Ciamis, Asep mengatakan kekagumannya akan panorama Curug Ciparay yang sangat indah untuk dikunjungi baik perorangan maupun keluarga.

“Keindahan alam Curug Ciparay tidak mungkin untuk dilupakan, wisata alam ini merupakan suatu mukjizat yang tiada taranya,” tutupnya. (Kom-PHT/Tsk/AH)

 
Editor : Ywn
Copyright©2019