detik.com – Pabrik sagu milik Perum Perhutani mulai berproduksi pada 1 Januari 2016. Hasil dari pabrik sagu terbesar di Indonesia tersebut, akan disebar ke Papua dan kota besar Indonesia lainnya. Tak hanya itu, produk tepung sagu olahan dari pabrik di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat itu juga bakal diekspor ke Jepang hingga China. “Target pasar luar negeri kita adalah Jepang, Korea, Thailand dan, China,” Kata Direktur Utama Perhutani, Mustoha Iskandar di Lokasi Pabrik Sagu Perhutani, Kais, Sorong Selatan, Sabtu (2/1/2016).

Pabrik sagu milik Perhutani yang menalan investasi Rp 150 miliar ini, bisa mengolah 6.000 batang sagu ukuran 1 meter (tual) dan memproduksi tepung sagu 100 ton per hari. Setiap tahun, pabrik sagu bisa menghasilkan hampir 30.000 tepung sagu kering.

Perhutani sendiri memperoleh izin konsesi berupa Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (PPHBK) seluas 16.055 hektare (ha) di Sorong Selatan. Lahan tersebut sudah termasuk pemanfaatan lahan untuk pabrik sagu yang berada di tepi Sungai Kais.

Meski memperoleh konsesi, batang sagu tersebut akan dipasok oleh warga di Distrik (Kecamatan) Kais. Tiap tual sagu, Perhutani akan membeli senilai Rp 9.000 sedangkan pemilik ulayat lahan, yang sagunya ditebang akan menerima Rp 900 per batang.

Pabrik akan beroperasi selama 24 jam. Namun, produksi baru 50% pada 1 tahun pertama pasca dioperasikan. Produksi maksimal baru dimulai di 2017. Saat beroperasi penuh, pabrik ini ditargetkan mampu menyumbang pendapatan ke Perhutani hingga Rp 100 miliar per tahun.

“Pabrik sagu Perhutani ditargetkan akan memberikan kontribusi pendapatan ke perusahaan Rp 100 miliar per tahun, dan juga akan menjadi pemacu penggerak perekonomian di wilayah Sorong Selatan,” Tambahnya.

Sumber : detik.com
Tanggal : 2 Januari 2016