Perhutani Perhutani bersama IIK dan IGTKI Edukasi Cara Menanam Pohon ke Anak TK se-Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang |

PROBOLINGGO, PERHUTANI (24/02/2024) | Perhutani Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (SKPH) Lumajang Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo, bersama Ikatan Istri Karyawan (IIK) Ranting Senduro dan 28 Lembaga Taman Kanak-kanak dibawah naungan IGTKI se-Kecamatan Senduro menggelar penanaman bersama di petak 43G Resort Pemangkuan hutan (RPH) Senduro Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Senduro, Sabtu (24/02)

Hadir dalam kegiatan tersebut yaitu Wakil Administratur Perhutani Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (KSKPH) Lumajang Januar Suhartono, Dinas lingkungan hidup Kabupaten Lumajang, Dinas Pendidikan Kecamatan Senduro, Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Senduro beserta jajaran, Ketua Ikatan Istri Karyawan (IIK) Ranting Senduro beserta anggota, 28 Lembaga Taman Kanak-kanak sejumlah 1.000 anak, dan Pemerhati Lingkungan Wira Bumi.

Pada kegiatan yang meliputi pemberian edukasi sekaligus penanaman bersama tersebut, para peserta menanam sebanyak 500 plances tanaman dengan berbagai jenis, diantaranya damar, mahoni, trembesi, sirsat, dan tabebuya. Setelah penanaman acara kemudian dilanjutkan dengan lomba mewarnai anak dan ibu.

Administratur Perum Perhutani KPH Probolinggo melalui Wakil Administratur Perhutani Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (KSKPH) Lumajang Januar Suhartono menyampaikan bahwa pembelajaran cara menanam pohon kepada anak-anak harus dilakukan sedini mungkin mulai dari sekolah Taman Kanak-kanak.

“Diharapkan anak-anak ini akan menjadi generasi yang mempunyai rasa cinta dan kepedulian yang tinggi pada lingkungan”, ujarnya.

Sementara itu, Ketua IGTKI Nur Kholiq menyampaikan bahwa pembelajaran cara menanam yang benar pada anak usia dini dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan jiwa anak untuk menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan mulai dari kecil.

“Sejak dini kegiatan anak-anak harus disi dengan kegiatan positif agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif akibat perkembangan zeman pada era digitalisasi. Anak kecil lebih mudah diatur dan mudah menangkap ilmu yang diajarkan apalagi dengan praktek langsung dilapangan”, ujarnya. (Kom-PHT/Pbo/Tan).