Bisnis PT Inhutani III akan semakin luas. Sebab, perusahaan plat merah ini akan bekerjasama dengan investor asal Korea Selatan untuk memproduksi bahan bakar dari kayu atau wood pellet. Investasi pembangunan pabrik wood pellet mencapai Rp 42 miliar.
Sri Sudiharto, Direktur Utama Inhutani III mengatakan, investasi asing pembangunan pabrik wood pellet senilai Rp 42 miliar masuk melalui bendera PT SL Agro Industry. Nantinya, dana pembangunan pabrik ini seluruhnya berasal dari PT SL Agro Industry, sedangkan Inhutani III bertanggung jawab untuk memasok bahan baku.
Sri Sudiharto menambahkan, kapasitas pabrik wood pellet mencapai 30.000 ton per tahun. Dia berharap tahun ini pembangunan pabrik sudah bisa berjalan sehingga bisa segera beroperasi. “Ini efisiensi bahan baku, selama ini kami selalu bingung sisa kayu mau diapakan,” katanya kepada KONTAN, Minggu (29/1).
Namun demikian, Sri Sudiharto tidak bisa memastikan kapan pabrik mulai beroperasi. Saat ini, rencana pembangunan pabrik masih dalam proses perizinan. Jika proses perizinan selesai awal tahun ini, maka pabrik akan dibangun tahun ini juga.
Dia berharap, bisnis baru ini akan mendorong pendapatan perusahaan. Apalagi pasar wood pellet ini sudah sangat jelas, yakni pasar ekspor. “Nantinya akan di ekspor ke Korea dan Inhutani III mendapatkan bagi hasil dari penjualan ekspor,” katanya.
Inhutani III adalah perusahaan milik negara yang bergerak di sektor kehutanan. Inti bisnis Inhutani III adalah hutan tanaman, perkebunan, industri rotan dan karet, serta jasa kehutanan. Dalam situs resminya, Inhutani III menghasilkan produk kayu bulat bahan baku serpih (BBS) jenis acacia mangium dan eucalyptus pellita.
Inhutani III juga menghasilkan produk kayu bulat pertukangan jenis acacia mangium berdiameter di atas 15 cm dan panjang lebih 2 meter. Selain itu ada produk rotan olahan jenis core, peel, chaircane kualitas ekspor, rotan asalan dan karet. Termasuk juga berbagai benih tanaman hutan bersertifikat, seperti acacia mangium Fl dan F2, acacia crassicarpa, dan eucalyptus pellita.
Wood pelet menjadi produk baru Inhutani III. Produk ini menjadi alternatif bahan bakar pengganti batubara untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian. Wood pellet dibuat dari limbah industri penggergajan, limbah tebangan, dan limbah industri kayu lain. Wood pellet berdiameter 6-10 milimeter (rom) panjang 10-30 rom, dan mengandung energi setara 4,7 – 5,2 kwh per kg.
Korea Selatan termasuk salah satu negara yang gencar berinvestasi dalam produksi wood pellet. Investasi wood pellet dimulai sejak 6 Maret 2009. Kementerian Kehutanan RI dan Korea Forest Service juga sudah meneken kerjasama pengembangan industri wood pellet energy. Dalam kerjasama ini Korea berjanji menginvestasikan dana hingga Rp 6 triliun.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, pada 2011 lalu, Korea Selatan mengembangkan wood pellet seluas 200.000 ha. Salah satu lokasi yang sudah terealisasi di Sulawesi Barat. Industri yang telah menghasilkan wood pellet adalah PT Solar Park bekerjasama dengan Perum Perhutani untuk mengolah limbah kayu sengon dan kaliandra.
Perusahaan Korea lain yang juga membangun Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk bahan baku wood pellet adalah PT Bio Energy Indoco dengan lahan seluas 21.000 ha dan PT Bara Indoco seluas 68.000 ha. Bernadette Christina Munthe
KONTAN :: 30 Januari 2012, Hal. 14