RANDUBLATUNG – Siapa sangka kalau tas, dompet dan aksesoris lain yang tampil cantik dalam etalase sebuah gerai souvenir tersebut berasal dari pelepah pisang? Bagaimana bisa membuat bahan-bahan yang kita anggap tidak berharga itu disulap menjadi benda-benda cantik begitu rupa? Pertanyaan-pertanyaan itu yang mungkin ada di benak anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan ketika ditunjukkan gambar-gambar kerajinan dari pelepah pisang pada saat pelatihan.

“Pelepah (jawa: gedebog) pisang ini sebenarnya mempunyai manfaat yang banyak namun kita kurang memperhatikan,” demikian kata Administratur Perhutani KPH Randublatung, Herdian Suhartono, yang disampaikan oleh KSS PHBM Eko Arif Munanto saat membuka pelatihan pembuatan kertas dari pelepah pisang bagi anggota LMDH yang ada diwilayah Randublatung di gedung Wana Graha kantor KPH Rabdublatung beberapa waktu lalu. “Dalam pelatihan pemanfaatan ini pelepah diubah menjadi lembaran kertas yang bisa dipakai untuk produksi kerajinan,” lanjutnya.

Eko menambahkan bahwa seiring dengan gencarnya kampanye produk “Go Green“, LMDH bisa menagkap peluang dengan cara mengolah bahan-bahan organik yang banyak ditemui sekitar hutan yang selama ini tidak dimanfaatkan.  “Pelatihan ini  diharapkan menjadi embrio usaha ekonomis produktif di masing-masing LMDH seperti yang terjadi pada LMDH Sumber Jati Desa Ngambon KPH Padangan yang telah bisa memproduksi kertas dari pelepah tersebut,” ujarnya.

Perwakilan LMDH Wana sumber rejeki Desa Banglean, Sriyono, memberikan apresiasi positif dengan adanya pelatihan sekaligus pembuatan kertas dari bahan pelepah ini. “Ini merupakan pengalaman baru bagi kita, dan kami pandang sebagai langkah yang positif untuk membangun usaha sampingan anggota,” ujar Sriyono. (Humas Randublatung)