PROBOLINGGO, PERHUTANI (29/01/2020) |  Sejumlah 30 orang mahasiswa dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta mengunjungi Pabrik ‘Lak’ milik Perhutani yang berada di Banyukerto Kota Probolinggo untuk belajar tentang proses pembuatan seed lak yang berasal dari kutu lak, pada Rabu 29/01).

Sebelum melaksanakan kunjungan lapangan untuk melihat proses kegiatan di Pabrik ‘Lak’, Administratur Perhutani Probolinggo, Imam Suyuti menerangkan bahwa Perhutani Probolinggo adalah satu-satunya yang membudidayakan kutu lak yang diproduksi menjadi seed lak, katamya.

Menurutnya budidaya tersebut juga ada di Nusa Tenggara Timur (NTT), namun saat ini sudah habis karena akibat serangan hama atau penyakit yang menyerang kutu lak beserta pohon inangnya Kesambi.

“Saat ini budidaya kutu lak hanya tinggal di Perhutani Probolinggo yang masih bertahan, yakni di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Taman seluas 1.752 ha dan BKPH Kabuaran seluas 1.693 Ha,” ujarnya.

Lebih lanjut Imam menjelaskan bahwa sebenarnya lak masuk di Indonesia pertama kali pada tahun 1936 dibawa oleh Dr. P. Van der Goot dari India berupa lak bibit dalam jumah beberapa kilogram dan lak tersebut dihasilkan dari sekresi sejenis serangga yang disebut kutu lak (Laccifer lacca kerr).

Pada kesempatan itu ketua rombongan mahasiswa UGM,  Widianto Dwi Nugroho menyampaikan terima kasih banyak atas sambutan yang telah diberikan kepada Mahasiswa UGM oleh jajaran Perhutani KPH Probolinggo.

“Melalui kegiatan ini kami sebagai generasi penerus bangsa di bidang kehutanan telah banyak ilmu yang diperoleh khususnya budidaya kutu lak untuk kemajuan produksi lak dimasa mendatang dan menjaga kelestarian dari kepunahan, karena merupakan satu-satunya yang masih bertahan di Indonesia,” pungkas Widianto. (Kom-PHT/Pbo/HH)

Editor : Ywn

Copyright©2020