watu gethuk

Dok.Kom-PHT/Pwd @2015

PURWODADI, PERHUTANI  (15/12) |  Hutan Perum Perhutani Purwodadi mempunyai situs unik  yang dinamakan Watu Getuk yang mempunyai lokasi  jalur Purwodadi-Pati, tepatnya di tanjakan Alas Guwomanik, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.

Saat melewati lokasi tersebut kita akan melihat sejumlah orang duduk-duduk di tepi jalan. Mereka yang kebanyakan perempuan, memperhatikan setiap kendaraan lewat dengan tatapan pengharapan. Begitu pengemudi atau penumpang melempar uang, orang-orang itu segera berebutan.

Mereka bukan pengemis yang meminta-minta di jalanan. Mereka warga Dukuh Ngrijo, Desa Jatipohon, Kecamatan Grobogan yang memanfaatkan kepercayaan orang terhadap mitos Mbah Watugethuk.

Wujud Mbah Watugethuk adalah seonggok batu. Karena dipercaya sebagai penjaga kawasan itu, ia dikeramatkan. Pengguna jalan melempar uang receh untuk beroleh keselamatan.

Watu gethuk merupakan salah satu situs budaya yang dimiliki Perum Perhutani KPH Purwodadi, masuk dalam kawasan hutan petak 106c RPH Ngrijo BKPH Jatipohon KPH Purwodadi.

Kisah-kisah yang dituturkan warga makin memperkuat mitos Mbah Watugethuk. Konon menurut Suwarti, sesuai namanya, batu itu berasal dari gethuk (penganan dari ketela pohon). Arkian seorang pedagang gethuk dari Sukolilo Pati berjalan menuju Purwodadi.

Sampai di tanjakan Alas Guwomanik, dagangannya tumpah dan seketika berubah menjadi batu. Sejak itu orang mengeramatkan batu tersebut.

Tak berbilang cerita berbau mistik yang disampaikan warga. Tentang pengendara mobil yang mengalami kecelakaan karena meremehkan Mbah Watugethuk. Atau Mbah Watugethuk yang pindah secara ghaib usai dipindahkan ke tempat lain saat pelebaran jalan Purwodadi-Pati tahun 1977.

Mitos dan cerita-cerita itulah yang membuat Mbah Watugethuk tetap dikeramatkan. Dan warga Dukuh Ngrijo mendapat limpahan berkah atas keberadaannya. (Kom-PHT/Pwd/Yuwan)

Editor : Dadang K Rizal

Copyright ©2015