SUARA MERDEKA (16/3/2017) | Kesatuan Pemangkut Hutan (KPH) Purwodadi menargetkan produksi kayu pada tahun ini mecapai 5.259,9 meter kubik atau senilai Rp 17,4 miliar. Kayu tersebut dihasilkan dari seluruh wilayah KPH Purwodadi yang terdiri atas kayu jati, mahoni, sonokeling dan mindi.
Administratur KPH Purwodadi, Dewanto mengatakan, Perhutani saat ini berusaha untuk meningkatkan pendapatan, terutama dari sektor produksi kayu.
“Kami memiliki beberapa rencana petak tebangan untuk memenuhi kebutuhan kayu di pasaran. Kayu yang dimiliki oleh KPH Purwodadi memiliki kualitas bagus dengan berbagai macam ukuran,” katanya, Rabu (15/3).
Persediaan kayu jati yang dimiliki berasal dari teresan pohon jati dari beberapa wilayah yang ada di KPH Purwodadi. Khusus tebangan jati tahun ini ada tiga wilayah yang dilaksanakan proses produksi penebangan yaitu di wilayah Jatipohon, Sambirejo dan Tumpuk.
“Untuk memudahkan pemasaran, kayu yang siap dijual kami pasarkan di dua tempat, yaitu di TPK Sambirejo dan TPK Wirosari,” katanya.
Jaga Kelestarian
Dijelaskannya, KPH Purwodadi merupakan kawasan hutan produksi. Dalam pengelolaan hutam, KPH berkomitmen agar hutan tetap lestari dan berkelanjutan sesuai dengan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) tahun 2015-2024.
“Kami berkomitmen menjaga kelestarian hutan. Tidak sekadar menebang, tapi memperhatikan umur pohon,” imbuhnya.
Dari luas wilayah KPH Purwodadi sebanyak 19.636,5 hekatre, di dalamnya sebagian besar yakni selaus 16.834 hektare masuk kawasan produksi yang saat ini kondisinya terbagi dari kelas umur I sampai dengan kelas umur V.
Disebutkan, KPH juga mengalokasikan lahan seluas 2.415,9 hektare untuk kawasan perlindungan. Di antaranya untuk kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai, perlindungan mata air dan sempadan jurang), hutan alam sekunder (HAS) dan kawasan perlindungan khusus. (H74-38)
SM/Zakki Amali
Sumber: Suara Merdeka, hal-25
Tanggal: 16 Maret 2017