Surabaya (antarajatim.com) – Perum Perhutani bekerja sama dengan PT Berdikari (Persero) berupaya memfokuskan usahanya untuk memenuhi kebutuhan kayu pelaku industri mebel dengan pangsa pasar ekspor.
“Selain itu, kerja sama ini kami lakukan dalam rangka sinergi badan usaha milik negara/BUMN sesuai imbauan dari Menteri BUMN, Dahlan Iskan,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, ditemui dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pemenuhan Kebutuhan Kayu Industri Mebel, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, latar belakang terjalinnya kerja sama ini dikarenakan PT Berdikari (Persero) melalui anak perusahaannya PT Berdikari Meubel Nusantara memiliki linis bisnis di bidang industri kayu.
“Bahkan, pasar Berdikari yang mempunyai pabrik di Pandaan Malang juga meluas sampai ke luar negeri,” ujarnya.
Sementara, jelas dia, Perum Perhutani adalah produsen kayu terbesar di Pulau Jawa yang memproduksi beragam jenis kayu seperti pinus, jati, dan mahoni.
“Oleh karena itu, kami bekerja sama sehingga mampu memperkuat lini usaha masing-masing,” katanya.
Akan tetapi, tambah dia, pada saat ini besaran volume kayu yang siap direalisasi dalam kerja sama tersebut belum bisa dipastikan. Apalagi, secara detail volume tersebut rencananya disepakati pada masa mendatang.
“Walau demikian, selama ini suplai kayu Perhutani untuk kebutuhan industri di Tanah Air mencapai 64.000 meter per tahun. Dari jumlah tersebut sebanyak 36.000 meter kubik per tahun untuk kayu rimba dan sisanya kayu jati,” katanya.
Khusus pasokan kayu jati, ia mengemukakan, ketersediaan terbesar dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk Jawa Tengah berasal dari daerah Cepu, Randu, Kendal, dan Kebonharjo sedangkan Jatim di antaranya Bojonegoro, Madiun, Saradan, dan Ngawi.
“Masing-masing daerah, rata-rata memiliki luas lahan mencapai 180.000 hektare,” katanya.(*)