MOJOKERTO, PERHUTANI (06/03/2024) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mojokerto bersama BUMN Rajawali Nusantara Indonesia yang melibatkan Pabrik Gula (PG) Redjo Agung Baru melakukan potret udara pemetaan produktivitas dan sebaran potensi tanaman tebu terkait Agroforestry Tebu Mandiri (ATM) di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawangan Agung, Mantup, Ngimbang, Kemlagi dan Kambangan (06/03). Kegiatan tersebut dilakukan secara berutur-turut dari Senin hingga Rabu.

Wakil Administratur Mojokerto Timur, Deni Yadianurtopo selaku koordinator pengawalan ATM KPH Mojokerto menyampaikan bahwa budidaya tebu di kawasan hutan Mojokerto dilaksanakan dalam rangka menunjang program pemerintah dalam ketahanan pangan terkait penyediaan bahan baku gula. Pengembangan agroforesty tebu secara mandiri tersebut merupakan implementasi dari salah satu inisiatif strategis Perhutani yang telah ditetapakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta masuk ke dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Perhutani.

“Memetakan sebaran dan potensi produktivitas ATM yang melibatkan RNI adalah sebagai bentuk kolaborasi bersama mitra BUMN yang kompeten dalam budidaya tebu dan industri gula. Termasuk melibatkan pabrik-pabrik gula binaan RNI seperti PG Redjo Agung Baru (RAB) sekarang ini untuk melakukan potret udara”, imbuh Deni

Sementara itu, Pelaksana Lapangan PG RAB, Didik S dalam peninjauan petak-petak ATM di wilayah KPH Mojokerto untuk mengetahui potensi tanaman Tebu yang telah ditanam mengatakan bahwa tebu di wilayah KPH Mojokerto masuk musim Tanam Pola B dimana panen dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2024. Ia menebutkan tanaman tebu yangg ditanam oleh Perhutani KPH Mojokerto memiliki kondisi yang menjanjikan untuk bisa panen sesuai target yang ditetapkan.

“Harapannya supaya tetap melakukan kontrol di petak-petak ATM dikarenakan curah hujan di wilayah Mojokerto masih relatif tinggi sehingga apabila ada kebun tebu yang kondisinya tergenang air bisa segera dibuatkan selokan cacingan untuk membuang air genangan”, pungkas Didik. (Kom-PHT/Mjkt/EkoBud).

Editor : Lra
Copyright©2024