NGAWI, PERHUTANI (22/9/2021) | Jajaran Perhutani bersama Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta  Prof Mohammad Naiem melakukan kunjungan bertajuk Field Trip Clonal Forestry pada petak-petak penelitian tanaman Jati Plus Perhutani (JPP) di wilayah kerja Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi,  Selasa (21/9).

Kunjungan yang dilaksanakan di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Walikukun dan BKPH Kedunggalar tersebut, diikuti oleh Tim Peneliti UGM bersama Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani Endung Trihartaka, Wakil Kepala Divisi Regional Bidang Kelola Sumber Daya Hutan Ratmanto, Jajaran Perhutani Forersty Instiute (PeFI), Kepala Perencanaan Hutan Wilayah II Madiun Rudi Juniantoro dan Administratur KPH Ngawi Tulus Budyadi.

Endung Trihartaka mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk media pembelajaran dan menunjukkan hasil uji lapangan beberapa klon jati unggul dengan berbagai model perlakuan pola tanaman dan pemeliharaan/penjarangan. Menurut dia tanaman jati biasanya ditebang di atas umur 50 sampai 80 tahun,

“Namun hari ini kita bisa melihat tanaman jati yang umurnya 19 tahun saja diameternya sudah di atas 50 cm,” ujarnya.

“Ini menjadi modal luar biasa bagi Perhutani kedepan untuk membangun hutan jati dengan klon-klon unggul sehingga mendapatkan hasil akhir daur yang optimal,” katanya.

Sementara itu Prof Mohammad Naiem selaku Ketua Tim Peneliti menegaskan, bahwa Perhutani adalah satu perusahaan yang mempunyai masa depan dan potensi yang gemilang dengan dikembangkannya tanaman JPP.

“Dengan tanaman jati klon unggul ini diharapkan bisa menghasilkan kurang lebih 330 m3 per Hektar pada umur 20 tahun,” imbuhnya. (Kom-PHT/Ngw/Rth)

Editor : Ywn

Copyright©2021