Untuk Pertamakalinya Perusahaan Umum (Perum) Perhutani mencari pinjaman dari bank. Pinjaman dari BNI ini akan dipakai untuk membiayai pembangunan pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin di Pemalang. Pabrik tersebut bakal menelan investasi Rp 600 miliar.
Namun tidak seluruh kebutuhan modal untuk membangun pabrik tersebut dibiayai dari pinjaman bank. Perum Perhutani hanya membutuhkan pinjaman Rp 350 miliar untuk membiayai pembangunan pabrik tersebut. Sisanya, Rp 250 miliar dibiayai dari kas internal.
”Sejak Perum Perhutani masih berbentuk perusahaan Belanda di tahun 1734, baru kali inilah Perum Perhutani melakukan ekspansi agresif melalui kredit perbankan,” ungkap Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto dalam perjanjian kredit antara BNI dan Perhutani di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (19/12).
Menurut Bambang, pinjaman tersebut selain untuk membiayai pembangunan pabrik luas 2,5 hektar tersebut, juga dipakai untuk penyertaan modal dalam kepemilikan industri furniture berskala internasional yang berpusat di Belgia. ”Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin nantinya akan menghasilkan bahan kimia seperti Liserol, Betakinen yang digunakan sebagai bahan baku minuman, kertas, cat, dan tinta,”jelasnya. (tribunnews/ugi)
TRIBUN JABAR :: 20 Desember 2011, Hal. 4