SEMARANG, PERHUTANI (30/1/2019) |  Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Siti Nurbaya Bakar berharap PT. Kayu Lapis Indonesia (KLI) harus menjadi pionir industri kayu yang mengimplementasikan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Hal tersebut disampaikan Siti Nurbaya Bakar dalam sambutannya di acara Kebangkitan Industri Perkayuan Nasional Untuk Kesejahteraan Masyarakat di komplek PT. KLI, Desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (29/01)

Menteri LHK melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah didampingi oleh Direktur Operasi Perum Perhutani, Sekretaris Jendral Kementrian LHK, Dirjen PHKA Kementrian LHK. Hadir pula Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Asisten II Pemprov Jawa Tengah, dan Kepala Divisi Regional Perum Perhutani Jawa Tengah.

Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto menyampaikan bahwa Perhutani juga akan meningkatkan kinerja industrinya.
“Perhutani juga akan meningkatkan kinerja industrinya dengan ditunjuknya GM khusus untuk industri kayu. Selain itu juga, industri biomassa yang sudah dirintis kerjasama dengan Korea”, jelasnya.

Siti Nurbaya Bakar terus mendorong implementasi SVLK. Pihaknya menegaskan, proses SVLK tidak boleh menyulitkan perusahaan. Dengan diterapkannya SVLK, maka kayu Indonesia tidak dapat diklaim oleh negara lain.

“Kita harus bilang ini kayu legal dari Indonesia. Kita harus jaga Indonesia untuk rakyat kita sendiri. Untuk SVLK, saya pesan, jangan menyusahkan dunia usaha”, tegasnya. Sudah seharusnya kayu-kayu rakyat juga dapat dikelola dengan manajemen sekelas perusahaan sehingga bisa produktif. “Bukan hanya memberikan penghasilan bagi keluarga, tetapi juga membangun ekonomi domestik di tempatnya masing-masing,” tambahnya.

Terkait SVLK, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berpendapat, hal itu akan mendorong praktik bisnis kayu semakin beradab karena implementasi industri kayu berupaya taat aturan. “Setiap kayu kita sekarang ditempel barcode. Praktik ini membuat kita semakin beradab dalam berbisnis kayu di kelas dunia,” ujarnya.

Ganjar juga berpendapat, sudah ada sinergitas antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ditinjau dari aspek ekonomi, potensi pasar industri kayu begitu menjanjikan. Terlebih, apabila perusahaan mampu menjaga kualitas produk kayu agar tetap bermutu tinggi, baik yang dipasarkan di dalam negeri maupun mancanegara. “Sementara itu, aspek sosial penyerapan tenaga kerja di PT. KLI ini ada sekitar 6.500 tenaga kerja dari penduduk sekitar yang sudah terserap. Ini potensi yang luar biasa,” pungkasnya.

Usai acara Kebangkitan Industri Perkayuan Nasional Untuk Kesejahteraan Masyarakat, Siti Nurbaya Bakar dan Ganjar Pranowo beserta jajaran Manajemen PT. KLI melakukan penanaman pohon mangga dan Jambu Biji. (Kom-Pht/DivreJateng/ayk)

 
Editor : Ywn
Copyright©2019