BISNIS.COM (02/03/2022) | Perum Perhutani dan PT Sang Hyang Seri (SHS) bekerjasama dengan PT PLN (Persero) untuk memasok kebutuhan bahan bakar biomassa untuk dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kedua PLTU tersebut adalah PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dan PLTU Rembang, Jawa Tengah.

Hal ini berdasarkan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PLN, SHS dan Perhutani. Kerja sama ketiga BUMN tersebut ditandai dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) mengenai pasokan biomassa ke PLTU yang akan dimulai pada Desember 2022.

Pahala Nugraha Mansury, Wakil Menteri BUMN I menyatakan sinergi ketiga BUMN merupakan bukti komitmen Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 dalam mempercepat transisi energi hijau dan mendukung pencapaian target net zero emission pada 2060.

“Khusus bentuk kerjasama antara PLN dengan Perhutani sudah menjadi sebuah kerjasama untuk melakukan supply agreement, dan pada saat ini akan dimanfaatkan di dua pembangkit dengan total penyediaan sebesar 25.000 ton untuk biomassa pada tahap awal. Harapan kita nanti kedepannya, biomassa bisa menyediakan sampai 10 juta ton dan ini kita harapkan bisa dilakukan dalam 5 sampai 7 tahun mendatang,” jelas Pahala.

Sinergi tiga BUMN tersebut adalah percontohan yang diharapkan dapat mendorong semua pihak untuk saling bekerjasama dalam mencapai target pengurangan emisi karbon di masa mendatang.

“Kerja sama ini bisa memberikan sisi positif bagi ketiga BUMN dari sisi revenue. Selama ini sekam padi milik SHS menjadi waste, dengan adanya pemanfaatan sekam padi menjadi produk cofiring maka bisa menambah pendapatan perusahaan,” tambah Pahala.

Bagi Perhutani kerja sama ini memperluas cakupan Perhutani dalam pengelolaan hutan dan dapat meningkatkan pendapatan. Sedangkan dari sisi PLN bisa mengantongi penghematan dari sisi pengadaan bahan baku PLTU melalui program ini.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah mencanangkan program transformasi dalam rangka peningkatan bauran EBT, salah satunya melalui program co-firing PLTU dengan mengurangi penggunaan batu bara dan mengganti sebagian kebutuhan bahan bakar pembangkit dengan biomassa.

“Co-firing pada PLTU merupakan salah satu upaya PLN untuk mendukung capaian target EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi pada 2025 dan net zero emission pada tahun 2060,” ujar Darmawan.

Darmawan menyatakan, kebutuhan biomass co-firing untuk seluruh PLTU mencapai 10,2 juta ton per tahun pada 2025 dan tahun-tahun selanjutnya. Pemenuhan kebutuhan biomassa bisa berasal dari limbah seperti pelet sekam padi sebagai produk dari Sang Hyang Seri maupun jenis tanaman energi yang akan dipasok oleh Perhutani.

Kerja sama ini diharapkan dapat mensukseskan implementasi co-firing, terutama dari sisi penyediaan biomassa, sehingga pembangkitan tenaga listrik dapat secara berkesinambungan dan industri biomassa semakin berkembang di masa mendatang.

Sumber : bisnis.com

Tanggal : 2 Maret 2022