SURABAYA (beritajatim.com) – Perhutani dirikan pabrik pengolahan sagu di Sorong Selatan Papua. Pabrik ini akan menggunakan alat pengolahan sagu menjadi butiran menyerupai beras yang diciptakan oleh Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Pabrik yang diharapkan mampu memproduksi sagu siap pakai dalam bentuk beras ini hingga 100 ton per hari. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Papua atas makanan pokok. “Sagu ini sengaja diolah dalam bentuk beras, karena saat ini warga Papua sudah mulai meninggalkan makanan mereka yakni sagu dan beralih ke beras saat Indonesia swasembada beras dulu. Namun sekarang disaat Indonesia menjadi importir beras dari luar, maka sagu pun dianggap mampu mengurangi konsumsi beras,” beber bambang Sukmananto, Direktur Utama  Perhutani, usai melakukan MoU dengan rektor ITS, Dr Ir Triyogi Yuwono DEA di ruangan kerja rektorat ITS, Selasa (10/7/2012).

Dikatakan, saat ini di Sorong Selatan sendiri Perhutani, sudah menyiapkan sedikitnya 17 ribu hektar yang sudah memproduksi minimal mampu mencukupi 100 ton produksi pabrik sagu setiap harinya. Hasilnya akan dijual sesuai dengan harga sagu di pasaran Papua yakni hingga Rp 8.000 per Kg-nya. “Kami harap ini tak hanya bisa dikonsumsi oleh warga Papua sendiri tetapi bisa dibawa keluar Papua. Sehingga mampu mengurangi konsumsi beras dan diservisifikasi jenis makanan pokok di Tanah Air,” akunya.

Dan untuk itu, Perhutani mengaku sudah menyiapkan sedikitnya investasi sebesar Rp 50-70 miliar dengan target Agustus 2013 mendatang pabrik sagu dalam bentuk butiran beras ini bisa segera berproduksi.