SURAKARTA, PERHUTANI (02/12/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta menerima kunjungan kerja Dinas Kehutanan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Santan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk melakukan studi banding Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perlindungan dan Pengendalian Kebakaran Hutan pada Hutan Lindung dan Hutan Produksi di Surakarta, Kamis (02/12).

Hadir dalam pertemuan, Kepala UPTD KPHP Santan Muhammad Riva Yovani, Administratur KPH Surakarta Hengki Herwanto, Kepala Seksi (Kasi) Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Amid Abdullah, Kasi Madya Produksi dan Ekowisata Misenun, Kasi Madya SDM, Umum dan Keuangan Sugiarto, Polisi Kehutanan Mahir Adi Wibowo dan Tenaga Administrasi Kaharudin.

Studi banding dalam rangka pemantapan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengendalian kebakaran hutan tersebut membawa peserta sejumlah 5 orang. Setelah melaksanakan pertemuan dan diskusi, tim kemudian langsung menuju ke lokasi di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara dan BKPH Wonogiri.

Administratur KPH Surakarta Hengki Herwanto menjelaskan bahwa Perhutani merasa bangga menjadi salah satu tujuan kegiatan studi banding dari UPTD KPHP Santan. Lebih lanjut Hengki turut menyampaikan gambaran umum tentang KPH Surakarta juga kelola jasa wisata yang menjadi multiplier effect dalam perputaran ekonomi yang berhubungan langsung dengan pemberdayaan masyarakat.

“Terkait dengan intensitas interaksi yang tinggi dengan masyarakat, kita perkenalkan agroforestry kayu putih karena nilai ekonominya cukup tinggi dan memberi ruang tumbuh untuk petani atau masyarakat sekitar dalam melakukan tumpangsari,” jelas Hengki.

Kepala UPTD KPHP Santan Muhammad, Riva Yovani pada kesempatan itu menyampaikan, bahwa pihaknya diamanati mengelola kawasan hutan seluas 267.000 hektar dimana 20.000 hektarnya merupakan area hutan lindung. Studi banding ini dilaksanakan dengan tujuan untuk belajar bagaimana KPH Surakarta menangani berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan hutan lindung.

“Karena setahu kami lewat medsos, KPH Surakarta mempunyai hutan lindung juga sehingga kami kesini untuk belajar bagaimana menangani permasalahan yang berhubungan dengan hutan lindung, misalnya pembalakan liar, illegal logging dan konflik dengan masyarakat yang berada disekitar hutan. Semoga hasil studi banding ini dapat diaplikasikan disana dan dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” terangnya. (Kom-PHT/Ska/Ipk)

Editor : Ywn
Copyright©2021