RRI.CO.ID, Bondowoso (25/7/2016) | Kepala Divisi Regional (Kadivre) Perhutani Jawa Timur, Andi Purwadi berkomitmen meningkatkan produktivitas 14 ribu hektar lahan kopi yang tumbuh di kawasan Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Bondowoso.
“Produktivitas kopi kita kan masih rendah, jadi harus ditingkatkan lagi,” katanya saat dikonfirmasi RRI, Senin (25/7/2016).
Ia mengemukakan, ada tiga hal yang akan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kopi, yaitu, dengan meregenerasi pohon kopi yang sudah tidak produktif, melakukan intensifikasi di lokasi tanaman kopi dan melakukan ekstensifikasi mengingat ada beberapa lahan pengganti yang direboisasi untuk ditanami kopi dibawah pohon tegakan.
Sementara untuk perluasan lahan kopi, secara perlahan perhutani akan merubah fungsi lahan yang ditanami sayur menjadi tanaman kopi dibawah tegakan. Andi Purwadi mengaku, memang tidak mudah merubah pola pikir masyarakat, namun harus dilakukan mengingat tanaman sayur menjadi pemicu banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Sempol pada Februari 2015.
“Ada sekitar 100 hektar lahan perhutani di Bondowoso yang saat ini ditanami sayur oleh masyarakat sekitar, fungsi itu akan kita rubah dengan pohon tegakan yang dibawahnya bisa dimanfaatkan untuk ditanami kopi, saya yakin masyarakat secara perlahan bisa menerimanya karena kopi memiliki prospek lebih baik dibandingkan sayur,” tuturnya.
Andi Purwadi mentargetkan, di 2019, 100 hektar lahan sayur akan berubah menjadi tanaman kopi, berdampingan dengan hutan. Sebab kopi yang bagus adalah yang berdampingan dengan hutan, semakin lestari hutan maka semakin bagus pula kopinya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Hutan Perum Perhutani, ir. Suwarno menyatakan bahwasanya kopi yang bagus adalah yang tumbuh di bawah tegakan.
“Kopi itu harus ada di bawah tegakan sebagai naungannya,” ujarnya.
Ia juga sepakat dengan Kadivre Perhutani Jatim, bahwasanya 14 ribu hektar lahan perhutani di Bondowoso yang ditanami kopi harus ditingkatkan produktivitasnya, mengingat kopi yang tumbuh diatas ketinggian 900 meter dari permukaan laut memiliki prospek yang menjanjikan.
“Didalam hutan potensi kopi sangat luas, di Bondowoso saja ada 14 ribu hektar, sementara PTPN XII hanya sekitar tiga ribu hektar saja, saya berharap lima tahun kedepan kopi Bondowoso didominasi kopi hutan bukan dari perkebunan,” ungkapnya.
Menurut ir. Suwarno kopi hutan memiliki nilai yang sangat baik, karena selain lingkungan hutan terjaga juga melibatkan masyarakat sekitar hutan serta produktivitasnyapun tinggi.
“Inilah yang harus kita kejar, untuk mewujudkan Bondowoso Republik Kopi,” pungkasnya. (DA/WDA)
Tanggal : 25 Juli 2016
Sumber : rri.co.id