BERITAJATIM.COM (1/11/2017) | Kawasan hutan yang masuk wilayah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Bojonegoro seluas 50 ribu hektar. Dari luasan tersebut, 60 hingga 70 persen sudah beralih menjadi lahan pertanian warga. Perhutani sendiri kini sedang mengembangkan program pengelolaan hutan bersama rakyat.
Administratur (Adm) Perhutani KPH Bojonegoro, Daniel Budi Cahyono mengatakan, dari luasan wilayah yang dimiliki KPH Perhutani Bojonegoro, kini hampir merata dimanfaatkan untuk pertanian warga. Baik itu di tempat sedang dalam proses reboisasi, sedang menunggu giliran reboisasi maupun di bawah tegakan (menjelang di tebang yang secara teknis dimatikan,red). “Masayrakat cukup leluasa untuk bertani di kawasan hutan,” ujarnya, Selasa (31/10/2017).
Program Perhutani sendiri, kata Daniel, sekarang mendorong implementasi pengelolaan hutan bersama masyarakat. Seluruh wilayah kerja Perhutani Bojonegoro, lanjut dia, sekarang sudah dibagi habis menjadi wilayah pangkuan desa melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang digunakan untuk aktifitas perekonomian masyarakat. “Baik berbasis lahan (pertanian dan peternakan) dan di luar basis lahan (kerajinan),” jelasnya.
Sementara, memasuki musim ini, diperkirakan intensitas hujan akan lebih tinggi. Sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengimbau kepada masyarakat yang berada di sekitar kawasan hutan maupun perbukitan untuk menambah kewaspadaan jika terjadi hujan lebat. Awal musim penghujan diperkirakan terjadi pada November.
“Biasanya rawan longsor maupun puting beliung jika awal musim penghujan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo.
Sumber : beritajatim.com
Tanggal : 1 November 2017