PIKIRAN RAKYAT (29/05/2019) | Untuk menangkap peluang bisnis industri kayu energi seiring dengan meningkatnya permintaan pasar global, Perum Perhutani tahun ini mulai melakukan ekstensifikasi pengembangan tanaman biomassa sampai ke industri hilir (wood pellet) dengan total penanaman 120.000 ha dalam waktu 5 tahun.
Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna mengatakan upaya ekstensifikasi ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam mitigasi perubahan iklim dengan mendorong pengurangan emisi Co2 yang tahun lalu secara global mencapai titik tertinggi (International Energy Agency Planet).
“Transformasi pengembangan portofolio sumber daya hutan ini ditetapkan berdasarkan pilot project pengembangan biomassa sejak tahun 2013 dengan hasil sesuai dengan harapan. Pola tanam yang diterapkan adalah sosial agroforestri dengan tanaman pertanian sehingga akses kepada masyarakat hutan semakin luas dan kesejahteraannya semakin meningkat (people),” kata Denaldy di Jakarta, Selasa (28/5/2019).
Dikatakan, Perhutani Group terus melakukan terstrukturisasi dan transformasi bisnis hingga membuahkan pertumbuhan double digit. Dari Laporan Audit 2018 yang diserahkan kepada Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terlihat pendapatan tumbuh 21% menjadi Rp 4,4 triliun dan laba bersih naik 49% menjadi Rp 654 miliar.
Denaldy mengatakan, restrukturisasi itu dilandasi dengan transformasi bisnis yang befokus pada empat aspek, yakni keungan, operasi, organisasi, dan budaya.
Restrukturisasi
Restrukturisasi perusahaan melalui tahapan-tahapan dari situation analysis, change management, emergency actions, business restructuring, ke eksekusi rencana kerja menuju normal to growth. Berkat kerja keras dan komitmen segenap jajaran kami yang didukung oleh seluruh pemangku kepentingan, peningkatan kinerja tahun 2018 sejalan dengan tata waktu tahapan restrukturisasi yang ditetapkan pada akhir tahun 2016.
Dikatakan dalam menjalankan usahanya, Perhutani berpegang kepada tiga aspek pengelolaan hutan lestari yaitu profit, planet, dan people yang harus terus membaik dan tumbuh.
Keberhasilan pelaksanaan ketiga prinsip tersebut harus dapat diwujudkan secara bersamaan dengan optimal. Selain aspek profit, untuk aspek planet telah terjadi pertumbuhan penanaman sebesar 151% dengan jumlah 44.823 ha.

Sumber : Pikiran Rakyat, hal 17

Tanggal : 29 Mei 2019