SUMEDANG, PERHUTANI (06/09/2022) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Sumedang menghadiri kegiatan kegiatan Focus Group Discussion (FGD), bertempat di Meeting Room Hotel Amory Boutique , Selasa (06/09).

Acara tersebut diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Sekolah Vokasi Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner dengan tema FGD Strategi Konservasi Huru Batu, Pohon terancam Punah, dan Endemik Jawa Bagian Barat.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Vokasi UGM Eko Prasetyo beserta jajarannya, Wakil Administratur KPH Sumedang Selatan Yadi Suryadi beserta jajarannya,  Inama Ahmad perwakilan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan Negeri Kadipaten dan undangan lainnya.

Dalam kesempatannya Administratur KPH Sumedang Hery Darmawan melalui Wakil Administratur KPH Sumedang Selatan Yadi Suryadi menyampaikan tanaman huru merupakan salah satu tanaman yang dilindungi, tanaman tersebut tersebar diwilayah BKPH Cadasngampar dan BKPH Manglayang Timur KPH Sumedang dan tanaman  tersebut berada diketinggian 1.050 m – 1.440,50 m DPL.

“Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kawasan HCVF (High Conservasion Value Forest) di KPH Sumedang  tahun 2021 dan PERMENLHK No. 106 tahun 2021 tentang jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi bahwa untuk spesies yang dikategorikan kedalam spesies RTE (Rare,Treatened dan Endangered) untuk wilayah KPH Sumedang yaitu Huru Tulang, Kikadu, Palahlar dan Pasang serta tanaman huru tidak dibudidayakan untuk perbanyakan hanya permudaan alam,” terang Yadi.

Yadi juga mengatakan pihaknya siap mendukung kegiatan FGD ini untuk menjaga keseimbangan lingkungan di kawasan hutan KPH Sumedang. Untuk mewujudkan itu, pihaknya akan bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai stakeholder.

Sementara itu Eko Prasetyo menuturkan bahwa kegiatan FGD ini dalam rangka penyusunan proposal multidisiplin dengan judul Strategi Konservasi Huru Bara, Pohon Terancam Kepunahan dan Endemik Jawa Bagian Barat dapat terwujudkan.

“Kegiatan ini dapat menjadi bahan penyusunan proposal serta meningkatkan kesadaran manusia untuk selalu menjaga ekositem dari kepunahan serta manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia, hewan dan tumbuhan ini harus saling berinteraksi  di dalam lingkungan fisik suatu ekosistem,” paparnya. (Kom-PHT/Smd/Tm)

 

Editor : AGS
Copyright©2022