TASIKMALAYA, PERHUTANI (28/07/2022) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya bersama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kehutanan Sobat Bumi menggelar Focus Group Discussion (FGD) pemanfaatan hutan, bertempat di aula kantor KPH Tasikmalaya Jalan Kehutanan Nomor 6 Kelurahan Empangsari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, Rabu (27/2022)

Hadir dalam acara tersebut Administratur KPH Tasikmalaya yang diwakili Kepala Seksi Perencanaan & Pengembangan Bisnis (Kasi PPB) Amar Sukmana beserta Kepala Seksi Keuangan, SDM  Umum & IT Dedi Heryadi beserta jajaran, Kepala SMK Sobat Bumi Asep Kurnia beserta guru dan para siswa.

Administratur KPH Tasikmalaya melalui Amar Sukmana memaparkan bahwa sejak tahun 2001 Perum Perhutani telah melaksanakan program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dimana dalam pengelolaan sumberdaya hutan dengan pola kolaborasi yang bersinergi antara Perum perhutani dan masyarakat desa hutan atau para pihak yang berkepentingan dalam upaya mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan yang optimal dan peningkatan IPM yang bersifat fleksibel, partisipatif dan akomodatif.

“Pola PHBM yang saat ini bertransformasi menuju Perhutanan Sosial (PS) adalah suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum Perhutani dan masyarakat dan atau Perum Perhutani dengan pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) dengan jiwa berbagi, sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional melalui kerjasama kemitraan kehutanan dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya hutan pada fungsi lindung dan fungsi produksi,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu Asep Kurnia memaparkan visi dan misi SMK Sobat Bumi diantaranya membentuk siswa yang kompeten dalam bidang kehutanan maupun agrobisnis sehingga lulusannya dapat diserap dunia usaha dan industri atapun berusaha secara mandiri.

“Melalui FGD ini diharapkan para siswa dapat menambah wawasan guna meningkatkan kompetensi melalui praktek kerja lapangan dengan kerjasama pemanfaatan lahan kawasan hutan dengan skema wanatani budidaya tanaman buah Alpukat dan tanaman jagung dengan melibatkan masyarakat desa hutan (MDH) setempat,” ujarnya.

Lebih lanjut Asep Kurnia mengharapkan FGD ini dapat ditindaklanjuti dengan kesepakatan kerjasama yang saling menguntungkan untuk para pihak yang terlibat baik secara ekologi, ekonomi dan sosial.(Kom-PHT/Tsm/eFul)

 

Editor : AGS
Copyright©2022