Perum Perhutani Unit III Jawa Barat Banten akan menggelar “Festival Kawah Putih”, Rabu s.d. Kamis (22-23/12). Festival yang direncanakan dibuka Wagub Jabar H. Dede Yusuf itu akan dimeriahkan 21 jenis kesenian tradisional dari berbagai daerah di Jawa Barat, seperti kesenian tarawangsa, marawis, celempung, karinding, debus, gek breng, rampak kendang, tari topeng, dan sintren.
“Kekayaan khazanah budaya Sunda yang terbilang langka juga akan ditampilkan pada festival tersebut, seperti angklung gucis dan atraksi kesenian dati Kampung Dukuh Garut. Festival diselenggarakan di areal parkir utama Wana Wisata Kawah Putih, Desa Alamendah, Kec. Rancabali,” kata General Manager Kelola Bisnis Mandiri Agroforestry Ekowisata dan Jasa Lingkungan (KBM AEJ) Perum Perhutani Unit III, Ir. Lies Bahunta, Senin (20/12).
Menurut Lies, Festival Kawah Putih bertujuan untuk mempromosikan objek wisata Kawah Putih dan memadukan kekayaan budaya Jawa Barat dengan keindahan panoramanya. “Hal ini juga menjadi bagian dari kepedulian Perhutani untuk melestarikan budaya serta kearifan lokal yang ada,” ujarnya.
Acara akan dibuka dengan ritus ruwatan teatrikal “Legenda Kawah Putih” yang dipaduserasikan dengan pembacaan puisi lingkungan oleh pasangan suami istri, Mang Dadang dan Teh Eni RM. yang dikenal sebagai “Penyair Hijau”. “Acara ngaruwat melibatkan delapan sesepuh (juru kunci) yang tinggal di sekitar Kawah Putih. Ritus ngaruwat berisi persembahan doa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan selama ini,”katanya.
Kalender tahunan
Melalui festival ini, Lies berharap dapat menjaring 1.000 hingga 5.000 wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara. “Kami sudah melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan perjalanan wisata untuk menyosialisasikan kegiatan ini. Rencananya, festival budaya Sunda di Kawah Putih akan dijadikan kalender tahunan,” kata Lies. Festival ini mendapat dukungan dari Disbudpar Jabar.
Sementara itu, untuk meningkatkan pendapatan dari sektor nonkayu melalui wisata, khususnya di kluster Ciwidey, Pihak Unit III akan menambah jumlah kamar yang ada di Resort Patuha dari 40 kamar menjadi 150 kamar. “Kami juga melengkapi fasilitas out bound di kawasan Ranca Upas dengan menyediakan trek sepeda dan arena berkuda,” katanya.
Meski potensi wisata di Bandung selatan cukup menjanjikan, tetapi belum didukung infrastrukur yang memadai. Jalan menuju kawasan wisata masih banyak yang berlubang, sempit, dan sering mengalami kemacetan cukup parah. “Perhutani Unit III sudah melakukan dialog dengan DPRD Jabar dan Kab. Bandung untuk mengatasi masalah tersebut, tetapi hingga sekarang belum menemukan titik terang,” ucapnya. (A 71)***
Nama Media : PIKIRAN RAKYAT
Tanggal : Selasa, 21 Desember 2010/h. 20