SURABAYA, PERHUTAN (27/09/2023) | Perum Perhutani bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Industri Pekebunan dan Kehutanan dan PT Perkebunan Nusantara adakan Rapat Kerja (Raker) dalam rangka bahas penguatan industrialisasi dalam bidang perkebunan dan kehutanan pada era modern yang diadakan di Hotel Sheraton Surabaya, pada Kamis (27/09).

Acara dengan tema “Striving Value by Downstreaming” tersebut dihadiri oleh Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari, Staf Khusus II Menteri BUMN Mohamad Ikhsan, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting, Tenaga Ahli Menteri BUMN bidang Komunikasi Publik Dian Safitri, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Rachman Ferry Isfianto, Dewan Pengawas Independen Perum Perhutani Bambang Risyanto, Segenap Jajaran Direksi Perum Perhutani, Segenap Jajaran Direksi PTPN, dan Kepala Divisi Regional Jawa Timur Amas Wijaya.

Kegiatan tersebut dibuka oleh laporan Keasdepan bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan (IPK) oleh Ferry Istianto. Dalam sambutannya, Ferry menjelaskan terdapat 4 fokus utama kegiatan Raker tersebut, yaitu Pelopor Ekonomi Hijau yang menjelaskan bahwa bidang IPK diharap dapat menjadi pelopor kehijauan, inovasi teknologi dan digitalisasi dengan mengedepankan inovasi dalam bidang teknologi untuk mencapai swasembada pangan, pembangunan infrastruktur berskala internasional dan terintegrasi, dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Ini penting bagi kita agar dapat menciptakan suatu ekosistem dimana kita (BUMN) dapat menjadi tonggak untuk pertumbuhan dan konektivitas dari hulu ke hilir. Selain itu, ini juga penting bagaimana kita dapat memberdayakan UMKM dan memastikan kita dapat mengoptimalkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program BUMN yang bersinergi dengan UMKM”, terangnya.

Kegiatan selanjutnya yaitu penyampaian materi-materi oleh 4 narasumber, yaitu Mohamad Ikhsan, Loto Srinaita Ginting, dan Dian Safitri. Dalam materinya, Mohamad Ikhsan menyampaikan masih ada ancaman peningkatan inflasi dunia jika masih menerapkan bisnis seperti biasanya (business as usual). Ia melanjutkan bahwa terdapat tantangan jangka menengah yang dihadapi Indonesia saat ini, seperti adanya perubahan iklim (climate change), perkembangan harga komoditas, dan kondisi geopolitik di Indonesia. Untuk menjawab tantangan tersebut, ia menjelaskan BUMN khususnya pada bidang Perkebunan dan Kehutanan harus dapat meningkatkan value added mereka dengan milik perusahaan swasta dalam sektor yang sama, meningkatkan ketahanan pangan dengan melakukan intensifikasi hingga mekanisasi produksi pangan, dan berpartisipasi dalam mengatasi emisi karbon dengan melakukan co-firing dan transisi energi seperti penggunaan biomassa.

“Bunga itu penting sekali untuk turun kalau kita ingin mencapai Indonesia emas. Kunci agar bunga turun yaitu kita harus menerima pertumbuhan ekonomi kita rendah dan terbuka terhadap investasi”, terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Endung Trihartaka selaku Direktur Perencanaan dan Pengembangan menjelaskan bahwa Perhutani sendiri telah memiliki rencana dalam penanganan permasalahan ketahanan pangan dan emisi karbon yang termasuk dalam 10 Rencana Strategis Perum Perhutani, seperti Pengembangan Agroforestry Tebu Mandiri dan Pengembangan Nature-Based Solutions (NBS). Agroforestry Tebu merupakan program yang tergabung dalam rencana strategis Perum Perhutani yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), PTPN, dan PT Rajawali Nusindo (IDFOOD). Program tersebut diadakan dalam rangka percepatan perluasan tanaman tebu guna dukung swasembada gula. Lalu untuk proyek NBS sendiri yaitu diadakan dalam rangka sebagai langkah mitigasi perubahan iklim dan bekerja sama dengan Carbon Offset Asia, Kementerian BUMN, KLHK, dan PT Pertamina.

“Sebenarnya Perhutani telah memulai membangun hutan tanaman energi sejak tahun 2013. Kami bekerja sama dengan Korea Institute untuk membangun tanaman hutan energi jenis Gamal. Ini yang akan kamu gunakan untuk memasok pabrik-pabrik biomassa kami nanti sehingga diharap pada akhir Desember nanti sudah bisa memasok untuk PLTU Rembang”, jelas Endung terhadap permasalahan transisi energi.

Sebagai tambahan, terdapat program-program lain yang termasuk dalam 10 Rencana Strategis Perum Perhutani, seperti Program Kemitraan Hutan Sosial (Socioforest), Smart Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH), Modernisasi Tempat Penimbunan Kayu (TPK), Spin-off Bisnis, Pembangunan Pabrik Biomassa,  Digitalisasi Perencanaan Sumber Daya Hutan, Digitalisasi Pemetaan dan Pengamanan Hutan, dan Pengintegrasian ERP Perhutani. (Kom-PHT/Div-Jtm/Ric).

Editor : LRA
Copyright © 2023