JAKARTA, PERHUTANI (09/02/2022) | Perum Perhutani melakukan kick-off meeting “Pembahasan Net Zero Emission” secara daring bersama Pertamina Power Indonesia, Rabu (09/02).

Acara dihadiri oleh Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perhutani Endung Trihartika, Direktur Pengembangan dan Perencanaan Strategis Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman, CEO Carbon Offset Asia Glory Harimas dan Yuza, masing-masing beserta jajaran.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pertamina Power Indonesia yang telah ikut serta dalam aksi mitigasi perubahan iklim untuk mencapat target Net Zero Emission BUMN 2050 di wilayah Perum Perhutani. Sebab tanpa adanya kerjasama dan dukungan berbagai pihak, maka target Net Zero Emission BUMN 2050 tidak akan tercapai.

“Dengan keterlibatan Pertamina Power Indonesia dalam pencapaian target Net Zero Emission BUMN 2050 akan memperkuat sinergi antar BUMN untuk menciptakan ekosistem bisnis BUMN yang rendah karbon.

Wahyu mengatakan bahwa project ini akan berjalan lancar dengan menggabungkan data dari lahan-lahan yang berpotensi menyerap gas karbon, diantaranya lahan hutan ataupun lahan gambut. Dalam project ini Perhutani akan melibatkan Anak Perusahaan PT Inhutani I, II dan III yang memiliki wilayah konsesi Hutan Alam di Kalimantan dan Sulawesi. Ia pun berharap agar Pertamina Power Indonesia bisa terus memantau project ini selama 3-5 tahun kedepan dan melakukan perhitungan dinamika stock karbon selama project berlangsung.

“Kami akan melibatkan Inhutani I sampai III karena mereka memiliki hutan alam yang cukup potensial menyerap gas karbon.” terang Wahyu.

Sementara itu Direktur Pengembangan dan Perencanaan Strategis Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman menjelaskan bahwa kerjasama ini merupakan critical option karena Pertamina Power Indonesia memiliki sarana dan prasarana baik dari SDM ataupun teknologi yang mampu melakukan perhitungan stock karbon.

“Saya sangat berterima kasih kepada Perum Perhutani yang telah mengambil langkah untuk berkerja sama dengan Pertamina Power Indonesia. Dalam hal ini kami memang memiliki SDM atapun teknologi perhitungan stock karbon. Selanjutnya, akan dilaksanakan Feasibility Study jika perhitungan stock karbon sudah dilakukan di semua wilayah kerja Perum Perhutani dan Anak Perusahaannya,” Ujar Fadli.

Pada kesempatan yang sama  perwakilan Carbon Offset Asia Yuza, mengatakan selama ini perhitungan stock karbon hanya dilakukan di lahan gambut mengingat kemampuannya yang sangat besar dalam menyerap emisi . Mengingat Perum Perhutani dan Anak Perusahannya memiliki wilayah kerja yang luas untuk perhitungan stock gas karbon, ia menyarankan agar hasil perhitungannya nanti menjadi data yang bersifat open source sehingga masyarakat bisa ikut memantau project ini.

“Untuk data perhitungan stock karbon sebaiknya merupakan data yang open source sehingga memudahkan masyarakat luas melakukan pemantauan dalam project ini” katanya.

Sebagai informasi, perhitungan stock gas karbon termasuk dalam kegiatan Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan atau dikenal dengan istilah REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and forest Degradation). Isi dari kegiatan ini adalah; pengurangan emisi dari deforestri (reducing emission from deforestation), pengurangan emisi degradasi hutan (reducing emission from forest degradation), peningkatan peran konservasi (role of conservation), pengelolaan hutan lestari (sustainable management of forest) dan peningkatan stok karbon hutan (enhancing forest carbon stock). (Kom-PHT/PR/2022-II-3)

Untuk informasi selanjutnya dapat menghubungi:

Asep Dedi Mulyadi – Sekretaris Perusahaan

Telp. (021) 7805730

Fax. (021) 7805731

Informasi tambahan Perum Perhutani di www.perhutani.co.id