PIKIRAN-RAKYAT.COM (05/06/2024) | Temanggung central kopi di Jawa Tengah baik jenis robusta maupun arabika. Desa Kemuning memiliki cara baru menikmati kopi dengan budidaya kopi Soal kualitas dan citarasanya tidak perlu diragukan kualitas ekspor salah satunya kopi hutan Kemuning.

Kopi hutan Kemuning terletak di Desa Kemuning, Kecamatan Bejen memang beda daripada jenis lainnya. Lantaran lahan yang dijadikan media tanam berada dalam kawasan hutan rimba dan inilah keistimewaan kopi hutan Kemuning. Dikatakan khas dan beda lantaran lahannya di kawasan hutan rimba milik Perum Perhutani KPH Kedu Utara.

Hal menarik dari kopi hutan Kemuning adalah skema PHBM atau Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat. Penamaan hutan Kemuning alasannya karena kebun kopi tersebut di bawah rimba hutan campur terletak di Desa Kemuning yang biasa disebut Hutan Kemuning. Lahan budidaya kopi hutan Kemuning terletak kawasan hutan rimba tropis memang khas cara budidayanya yang dikelola kolaboratif oleh Perhutani dan warga Desa Kemuning.

Tambah Nilai Ekonomi

Hutan Kemuning yang ada Desa Kemuning dikenal rumah bagi 25 primata Kukang Jawa yang rawan perburuan oleh orang tidak bertanggung jawab Oleh karena itu,Javan Wildlife Institut bekerjasama UGM melakukan pendampingan petani mengelola kopi agar mempunyai nilai tambah kemudian pula kelestarian satwa liar tetap terjaga.

Kopi yang dibudidayakan oleh petani Desa Kemuning sebagian besar jenis robusta yang rasanya tidak kalah dengan robusta lainnya. Keberadaan Kukang Jawa memberi pengaruh pada citarasa kopi hutan Kemuning. Sementara pengolahan maupun pemasarannya dalam bentuk bubuk dengan maskot K Coffe yang menyertakan foto Kukang sebagai merknya.

Kurang Modal dan Ketrampilan

Petani Lahan perkebunan kopi yang luas terletak di tengah hutan tidak mudah mengolahnya perlu ketrampilan, keahlian hingga modal usaha tidak sedikit jumlahnya. Menurut Bejo, Kepala Desa Kemuning menyebut ada banyak masalah selain ketrampilan dan modal usaha, tetapi juga tenaga profesional dibidangnya.

Kondisi tersebutdisebabkan oleh minimnya modal dan keterampilan petani dalam mengolah kopi, karena menjual kopi dalam bentuk bubuk membutuhkan modal, tenaga, dan tidak hanya ketrampilan petani dan kurangnya modal yang menjadi kendala utama, tetapi juga serangan hama maupun penyakit pada tanaman kopi. Masalah seperti ini jika terus berlangsung tidak mustahil gagal panen menyebabkan penurunan produksi kopi per hektar.

Masih banyak kendala yang dialami olleh para petani kopi di Desa Kemuning yaitu cara pengelolaan belum ramah lingkungan. Dalam arti bahwa pengetahuan para petani belum maksimal dalam budidaya kopi hanya manual, dengan cara menebang pohon saat melakukan pembersihan tumbuhan liar.

Pemberantasan Hama Pakai Bahan Kimia

Hal menarik dari budidaya kopi hutan Kemuning Temanggung adalah saat melaksanakan pemberantasan hama masih memakai bahan kimia Lantaran model seperti itu alternatif pilihan petani kopi Desa Kemuning alasannya masalah biaya maupun waktu, tenaga telah dibutuhkan.

Masalah lain yang kerap dialami petani saat panen tiba adalah ketergantungan pada perantara atau distributor sehingga harganya murah. Mereka belum bisa menyalurkan hasil panen secara langsung hanya lewat distributor kemungkinan merugi materi membuat mereka mencari inisitiatf ekonomi berburu satwa lair terlindungi.

Selama ini perekonomian masyarakat setempat masih tergantung hasil panen kopi, tetapi hanya saja distribusi masih bergantung pada distributor.***

Sumber : pikiran-rakyat.com