Ketahanan pangan saat ini sedang terancam. Bahkan, World Food Summit melansir, satu dari enam penduduk dunia rawan kelaparan. Dengan demikian, satu miliar dari enam miliar penduduk dunia kekurangan bahan pangan. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, ketahanan pangan perlu mendapatkan perhatian dari semua elemen, tak hanya melibatkan pemerintah, tetapi saat ini andil masyarakat juga sangat diperlukan.
Hal ini pulalah yang mendorong Kementerian Kehutanan (Kemenhut) ikut berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan. “Kemenhut akan menyediakan lahan hutan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Zulkifli, saat menghadiri panen padi perdana, di Petak 15 RPH Awar-awar, Desa Mancon, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Senin (31/10).
Zulkifli menuturkan, saat ini kawasan hutan bisa dikembangkan sebagai sumber pangan, energi, dan air. Salah satu peningkatan sumber pangan yang dapat dilakukan adalah melalui budi daya tanaman pangan di kawasan hutan. Tentunya, kata dia, tanpa mengubah fungsi dari hutan tersebut.
Selama ini, kawasan hutan telah memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mendukung penyediaan bahan pangan. Pasalnya, hutan menyimpan plasma nutfah flora dan fauna.
Sektor kehutanan, lanjut Zulkifli, telah memberikan kontribusi pangan sekitar 13,7 juta ton bahan pangan. Kontribusi tersebut setara dengan Rp 9,1 triliun. Potensi pangan itu, berupa padi sebanyak 856.802 ton gabah kering giling (GKP), jagung sebanyak 7,1 ton, kacang-kacangan 635.441 ton dan jenis pangan lainnya 4,9 juta ton.
Hingga 2010, luas kontribusi lahan pangan dari sektor kehutanan mencapai 16,4 juta hektare. Potensi ini, menurut Zulkifli, diperoleh dengan cara tumpang sari. Dengan kata lain, lahan hutan yang bisa dimanfaatkan, dapat diolah menjadi lahan sawah dan kebun.
Untuk menunjang kebijakan ini, Kemenhut, ungkap Zulkifli, akan memberikan bantuan bagi masyarakat hutan desa. Bantuan yang akan diberikan minimal sebesar Rp 50 juta per kelompok. Bantuan ini, terang dia, bebas bagi masyarakat yang akan melestarikan kawasan hutan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. “Bantuan ini merupakan stimulus supaya masyarakat lebih mencintai hutannya,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan Perum Perhutani (Persero), Mustoha Iskandar, mengatakan, saat ini pihaknya sedang menggalakkan gerakan peningkatan produksi pangan berbasis korporasi (GP3K). Tujuannya untuk menyukseskan program surplus beras 10 juta ton pada 2014 mendatang. “Perhutani merupakan operator dari perusahaan BUMN pendukung program ketahanan pangan ini,” papamya
Nama Media : REPUBLIKA
Tanggal : Selasa, 1 November 2011, Hal. 14
Penulis : Ita Nina Winarsih
TONE : POSITIVE