PUSLITBANG, PERHUTANI (23/12/2020) | Sumber Benih yang dikelola Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) disertifikasi oleh Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Wilayah I Palembang dan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) Purwobinangun Yogyakarta, Senin (21/12).

Sumber Benih yang dimaksud antara lain Kebun Pangkas Jati di Batokan Kasiman Bojonegoro seluas 0,62 ha, Kebun Benih Semai Sempolan Jember seluas 96 Ha, dan Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT) Balsa Petak 107E Pandantoyo, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pare, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri seluas 4 ha.

Hadir Tim Sertifikasi dari BPTH wilayah I Palembang yakni Kepala Seksi Sumber Benih dan SDG Riand Arilanda, PEH Muda Fetty Febrianti, dan Tenaga Ahli dari BBPBPTH Jayusman.

Kepala Puslitbang Perhutani melalui Kepala Seksi Kelola Benih dan Bibit, Purwanto menyampaikan bahwa Perhutani siap memberi penjelasan demi kelancaran proses sertifikasi Sumber Benih sesuai data Pokok Sumber Benih yang dibutuhkan.

Tenaga Ahli dari BBPBPTH, Jayusman mengatakan bahwa komitmen perbaikan genetik kualitas benih oleh Puslitbang Perhutani secara gradual terus dilakukan terhadap spesies prioritas yang mencakup Balsa melalui TBT, Pinus merkusii melalui Kebun Benih Semai dan jati melalui Kebun Pangkas. Peningkatan sumber benih TBT Balsa telah dirancang peningkatannya melalui kegiatan seleksi pohon induk dan mengurangi pohon-pohon inferior untuk menjadi TBT kedepannya.

“Seleksi pada kebun benih semai Pinus Merkusii diarahkan untuk perbaikan kelurusan batang dan sifat bocor getah sedangkan seleksi pada kebun pangkas jati diarahkan untuk pengembangan klon-klon unggul dan release varietas  unggul jati Perhutani,” ujarnya.

Jayusman berpesan sehubungan pola sertifikasi sumber benih kedepannya berlaku untuk jangka panjang, diharapkan ada koordinasi dan komunikasi aktif antara Puslitbang Perhutani dan BPTH Wilayah Barat. Pengembangan TBT Balsa perlu dilengkapi dengan asal-usul materi genetik awal, kepastian jenis dan konfirmasi keragaman genetik di TBT. Untuk Pinus merkusii diperlukan updating data jumlah pohon terkini  dan penguasaan fenologinya.

“Untuk Kebun Pangkas Jati perlu pengembangan lokasi baru untuk klon-klon prioritas sesuai arah program pemuliaan. Evaluasi pengaruh maturity sumber pangkasan agar dilanjutkan dan terekam secara berkelanjutan,” pungkasnya. (Kom-PHT/Puslitbang/Hrt)

Editor : Ywn
Copyright©2020