PASURUAN, PERHUTANI (25/02/2019) | Menjelang perayaan hari Raya Nyepi, ratusan umat Hindu dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Surabaya, Mojokerto, Gersik, Malang bahkan dari Bali menggelar upacara ritual Melasti di Sumber Mata Air Candi Jolotundo yang berada dalam kawasan hutan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan petak 4d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Seloliman, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Penanggungan, wilayah administrasi Dusun Biting Desa Seloliman, Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, pada Minggu (24/2).

Kegiatan ritual Melasti ini bertujuan untuk menyucikan diri menjelang perayaan hari raya Nyepi pada tahun baru Saka, yang artinya membersihkan diri secara lahir dan batin, baik kesadaran berpikir, perkataan dan perbuatan untuk mewujudkan suatu kedamaian. Ritual ini dipimpin oleh seorang bedanda atau pendeta Hindu, dimana setelah pemimpin ritual membacakan doa-doa, air suci yang sudah disiapkan dibagikan atau dipercikkan ke para peserta ritual.

Dalam kesempatan itu Administratur Perhutani KPH Pasuruan Ida Jatiyana yang diwakili oleh Asisten Perum Perhutani Penanggungan Susanto menyampaikan ucapan Selamat Hari Nyepi bagi umat Hindu di tanah air. Ritual ini adalah agenda tahunan umat Hindu yang diadakan di dalam kawasan hutan Perhutani dan menjadi daya tarik wisata religi tahunan yang kita miliki.

Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mojokerto I Wayan Sudana mengatakan tujuan Melasti untuk menyucikan diri sebelum menjalani ritual Nyepi dalam pergantian Tahun Baru Saka. Menurutnya petirtaan Jolotundo dipilih sebagai tempat penyucian karena bernilai sejarah dan kualitas airnya sangat baik disamping itu petirtaan ini memiliki hubungan erat dengan umat Hindu karena tempat itu dibangun oleh Raja Udayana dari Bali pada tahun 997 M, dimasa kerajaan Mojapahit.

Sebelum dimulai ritual Melasti kegiatan ini diramaikan dengan kesenian tradisional seperti jaranan oleh masyarakat sekitar desa setempat, dan mengawali ritual itu umat Hindu yang datang dengan membawa sesaji langsung diletakan di depan Candi Patirtan Jolotundo. “Sesaji merupakan salah satu unsur wajib yang dibawa oleh umat Hindu saat melakukan upacara keagamaan, tak terkecuali melasti, dimana sesajian itu merupakan sarana persembahan untuk ucapan rasa syukur dan terima kasih kepada sang pecipta,” ujar Wayan. (Kom-PHT/Psu/Dd)

 

Editor : Ywn

Copyright©2019