JAWAPOS.COM (27/11/2023) | Jolotundo Glamping dan Edu Park di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret bisa menjadi salah satu alternatif untuk menenangkan pikiran. Berada di kawasan hutan milik Perhutani, wisata yang baru dibuka tiga bulan ini cocok bagi warga yang ingin mencari kedamaian setelah lelah bekerja.

“Nyaman pol, suasananya sejuk,” ujar Aisyah Putri. Gadis 20 asal Jember itu senang bisa berkunjung ke Jolotundo Glamping dan Edu Park. Lokasinya berada di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Magersari, Desa Bajulan. Atau sekitar 500 meter dari tempat wisata Air Terjun Roro Kuning.

Suara gemericik air dari aliran sungai terdengar nyaring dari dalam tenda camping. Semilir anginnya terasa sepoi-sepoi. Melewati pohon pinus yang menjulang tinggi di antara tenda yang disiapkan pengelola wisata alam tersebut.

Putri, mahasiswa yang sedang magang di Nganjuk terpikat dengan keindahan Jolotundo Glamping dan Edu Park. Kecantikan wisata alam di Desa Bajulan itu menurutnya sangat bagus tempat refreshing. Terutama untuk pekerja dan mahasiswa yang disibukkan dengan tugas.

“Alhamdulillah bisa berkunjung ke tempat ini, rasanya refresh,” aku mahasiswi Jurusan Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura. Sebab, konsep wisatanya berbeda dengan wisata lainnya. Hanya dibuka saat akhir pekan. Mulai Jumat sampai Minggu saja.

Putri juga merasa kagum dengan cara pengelola wisata merawat alam di sana. Sebab tempat yang dijadikan lokasi wisata itu berada di tengah hutan pinus milik perhutani.

Bukan saja Putri yang merasa nyaman dan tenang berada di Jolotundo Glamping dan Edu Park. Pengunjung lain, Rafidah Aflaha, 21, asal Purbalingga juga merasakan hal yang sama. Dia mengaku, lebih santai saat menyelesaikan tugas dan pekerjaan di sana. “Yang enak suasananya. Tenang. Tidak ada suara jedag jedug kayak di kafe gitu,” ungkapnya.

Terpisah, Pengelola Jolotundo Glamping dan Edu Park Ridhan Nandari mengatakan, tugasnya tidak hanya menjaga kebersihan. Tetapi juga memastikan kesehatan tumbuhan. Sehingga wisata alamnya tidak akan merusak alam.

“Sistemnya kerjasama dengan Perhutani. Ada kontrak untuk ikut menjaga dan melestarikan hutan,” ungkap pria 35 tahun itu. Dia menambahkan, masterplan pembangunan wisata Edu Park itu sesuai dengan izin Perhutani.

Lelaki asal Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom itu menambahkan Jolotundo Glamping dan Edu Park dulunya adalah tempat wisata. Hanya saja, terbengkalai karena pandemi covid-19. “Saat itu, penghasilannya turun drastis. Yang dibangun sekarang adalah tanah lapang jadi tidak merusak hutan,” tukasnya.

Pantauan wartawan koran ini, wisata yang dibuka sejak pukul 09.00 pada Jumat (24/11) lalu itu sudah dipenuhi pengunjung. Sedikitnya ada 41 sepeda motor dan 12 mobil yang terparkir. Tenda-tendanya juga sudah banyak yang terisi.

Sumber : jawapos.com

Tanggal : 27 November 2023